Bukittinggi-Kurikulum merdeka atau lebih populer dengan sebutan merdeka belajar telah memberi banyak inspirasi dan motivasi kepada para tenaga pendidik pada beragam satuan pendidikan untuk terus-menerus mengasah diri dengan meningkatkan skill, kemampuan dan kompetensi mengajarnya masing-masing.
Tidak terkecuali, para guru yang berada di lingkungan SMP Al Ishlah pun melakukan upaya yang baik dan massif terkait pembinaan dan pendalaman kualitas dan kuantitas pengajaran melalui kegiatan Pelatihan Guru Bahagia yang diselenggarakan pada hari Sabtu pekan kemarin (5 Agustus-red) bertempat di Aula SMP Al Ishlah Jalan Banto Darano Bukittinggi.
Adapun pelaksanaan pelatihan guru bahagia yang diikuti oleh sebanyak 55 orang tenaga edukatif dan non edukatif di lingkungan SMP Al Ishlah itu, difasilitasi dan diinisiasi oleh Ibnu Asis anggota DPRD Kota Bukittinggi Daerah Pemilihan Mandiangin Koto Selayan. Sedangkan bertindak sebagai narasumber sekaligus instruktur pelatihan adalah master of trainer ternama dan sarat pengalaman, yaitu Satria Asmal dan tim dari Specta Institute Padang Panjang.
Pada sambutan pembukaan pelatihan, Busyra selaku Kepala SMP Al Ishlah menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada bapak Ibnu yang telah menjembatani dan memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pelatihan berdurasi setengah hari ini. "Ibarat ruas dengan buku atau seperti mimpi yang menjadi kenyataan", ungkapnya sumringah. Karena menurutnya, sudah sejak lama para guru dan karyawan merindukan dan menginginkan pelatihan tersebut diselenggarakan di sekolah yang ia pimpin. "Kami berpesan kepada seluruh peserta pelatihan agar bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan yang langka ini agar dapat mengimplementasikan ilmu dan pengalaman yang diserap selama pelatihan ke dalam proses belajar dan mengajar sehari-hari", imbuhnya penuh optimistisme.
Baca juga:
Bati Tuud Hadiri Musyawarah Desa Jladri
|
Sementara itu saat membuka agenda pelatihan, politisi senior PKS Bukittinggi yang kerap disapa "abi" itu memaparkan bahwa; "Kurikulum merdeka sejatinya memberikan peluang dan ruang kepada para guru untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam menyajikan model pembelajaran di kelas masing-masing". "Dengan demikian bahwa setiap guru berhak menemukan dan melakukan terobosan baru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran sebagai langkah awal untuk mengukur dan mengukir prestasi peserta didik ke depannya", papar Ibnu mantap.
Yusmiati, salah seorang peserta pelatihan mengungkapkan kesannya bahwa menjadi guru bahagia adalah suatu keniscayaan untuk mengejawantahkan pesan-pesan spiritual sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 9 yang artinya; "Dan hendaklah takut (kepada Allah Swt) yaitu orang-orang yang seandainya mereka meninggalkan generasi (keturunan) yang lemah sesudahnya yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya".
Lain halnya dengan Desmanita selaku wakil kepala SMP Al-Ishlah yang juga berpartisipasi menjadi peserta pelatihan, dirinya merasa tersadar bahwa menjadi guru bahagia berawal dari pemahaman akan profesi guru sebagai orang yang "digugu dan ditiru". Perkataannya dituruti dan perilakunya ditiru oleh peserta didiknya. Oleh karena itu, dirinya sangat memahami bahwa seorang guru mestinya menjadi contoh teladan bagi para muridnya. Karena pada hakikatnya, ketika seorang guru menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan penuh keikhlasan, sesungguhnya ia sedang melakukan penghambaan dan pengabdian kepada Tuhannya yang insyaallah bernilai ibadah disisi-Nya.(*).