Jihad" Karya Yusrizal Karana Masuk Nominasi Antologi Kemanusiaan Palestina

Jihad" Karya Yusrizal Karana Masuk Nominasi Antologi Kemanusiaan Palestina
Cerpen karya anggota JMSI Bukittinggi Sumbar ini, adalah satu dari 73 naskah yang masuk nominasi, yang datang dari seluruh anggota Satupena di Indonesia.

JAKARTA - Cerpen berjudul "Jihad" karya Yusrizal Karana, meramaikan khasanah sastra Indonesia dalam Antologi Kemanusiaan Palestina dalam tema besar "Perang Pecah (lagi) di Gaza.

Cerpen karya anggota JMSI Bukittinggi Sumbar ini, adalah satu dari 73 naskah yang masuk nominasi, yang datang dari seluruh anggota Satupena di Indonesia.

Kurator dan penyunting Akmal Nasery Basral menjelaskan, dari 284 judul naskah puisi, puisi esai, cerpen dan opini nonfiksi karya 102 penulis yang diterima, tersaring 88 karya dari 73 penulis yang lolos seleksi.

Ia mengatakan, hasil karya penulis-penulis tersebut, telah dibukukan dan sudah diluncurkan pada Rabu (20/12/2023), di Restoran Al-Jazeera, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur.

"Kami mengundang semua penulis yang namanya masuk dalam nominasi untuk menghadiri launching buku ini" ujar Akmal, Jumat (22/12/2023).

Ia menjelaskan, peluncuran buku antologi kemanusiaan Palestina, juga diwarnai dengan pemberian penghargaan Satupena Awards 2023 kepada sastrawan Putu Wijaya dan Komaruddin Hidayat.

Kedua tokoh ini, kata Akmal Nasery Basral, merupakan sastrawan yang masing-masing memiliki keunggulan dalam penulisan fiksi dan nonfiksi.

Kedua tokoh ini, katanya, juga didapuk untuk memberikan orasi literasi sebagai penerima penghargaan penulis berdedikasi.

Sementara itu Yusrizal Karana menyatakan batal hadir karena sedang menghadapi deadline penyusunan buku dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) yang akan digelar di Ancol pada 9 Februari 2024.

"Tapi kita sangat berterima kasih kepada Satupena karena telah memberikan wahana kepada para penulis untuk ikut menyatakan sikap kemanusiaan terhadap peristiwa yang terjadi di Gaza melalui karya sastra, " ujarnya.

Dengan adanya buku antologi kemanusiaan ini, kata alumnus Lembaga Pers Doktor Soetomo (LPDS), generasi milenial atau Gen z, dapat melihat rekam jejak para penulis handal di Tanah Air dalam menyikapi tragedi kemanusiaan di Palestina.

"Setidaknya para penulis, termasuk juga wartawan telah menyatakan sikap bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah bukan sekadar perang melainkan tragedi kemanusiaan yang diderita oleh saudara kita di Palestina, " tandasnya. (linda)

jakarta indonesia
Linda Sari

Linda Sari

Artikel Sebelumnya

Rapat Paripurna HJK Bukittinggi Ke-239,...

Artikel Berikutnya

Bukittinggi Darurat Sampah, Ini Himbauan...

Berita terkait

Rekomendasi berita

Nagari TV, TVnya Nagari!
Mengenal Lebih Dekat Koperasi
TV Parlemen Live Streaming
Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
Yakinkan Dapat Berjalan Dengan Lancar Dan Aman, Dandim 1710/Mimika Dampingi Wakapolda Papua  Pantau Langsung Pemungutan Suara Di TPS

Tags